Senin, 25 November 2013

Aroma dan Kenang



Aku menghentikan langkahku sejenak, ketika melewati jalan kecil menuju Hillhead Street. Hidungku mencium aroma yang seketika itu juga membawaku pada masa lalu. Aroma kenang. Ini bau bakaran kayu. Membuatku teringat bau bakaran kayu di samping rumah almarhum mbah kakung dari ibu. Dulu, saat pagi-pagi dan hawa dingin menusuki tulang. Biasanya di samping rumah, mbah kakungku itu membuat “bediang” yakni tumpukan kayu-kayu yang dibakar. Kami cucu-cucu biasanya berkeliling mengitari bakaran kayu itu sambil duduk jongkok untuk menghangatkan diri. Masa kecil di kampung. Ada aroma yang membangkitkan kenang dalam beberapa detik saja.
Begitulah kadang curangnya kenangan.
Kenangan itu masa lalu, kejadian-kejadian lampau yang tak ada kendaraan dan cara apapun untuk kembali. Tapi ia punya seribu daya untuk lahir kembali.
Seperti aroma petrichor, aroma hujan pertama kali di tanah kering. Aroma itu membangkitkan perasaan-perasaan kedekatan. Seperti bau rumah. Karena dulu aku seringkali memandangi hujan dari balik jendela. Mengamati jatuh rintik rintiknya, sekaligus menikmati suara hujan di telinga.
Atau juga aroma kopi saat pertama kali diseduh. Kadang kala membangkitkan kenangan kenangan tertentu. Seperti aroma Italia, dengan bialetti dan pizza carbonara. Ingatan lalu yang muncul terburu-buru saat aroma tertentu terbaui.
Kalian mungkin menemukannya pada aroma parfum orang terkasihmu, mungkin pada bau masakan tertentu, pada aroma kue, bunga. Nikmati aroma dan kenangmu.
Tuhan itu memang luar biasa. Kenapa Dia mencipta pusat membaui dekat sekali dengan sistem limbik, dimana amydala dan hippocampusnya berhubungan dengan emosi dan memori?
Mungkin agar tercipta prosa-prosa tentang aroma hujan, aroma kopi..
Mungkin agar kenang bisa muncul kapan saja, seperti bumbu hidup. Terasa indah bila dikenangkan.
‘But don’t forget that memory is like salt: the right amount brings out the flavour in food, too much ruins it. If you live in the past all the time, you’ll find yourself with no present to remember (Paulo Coelho)
Enjoy your memories, seperti menambahkan garam secukupnya pada masakanmu.

Glasgow dengan suhu yang makin membeku. 24 November 2013. 
Previous Post
Next Post

0 Comments: